Posted on

Kejutan Manis Biar Makin Laris

“Clenggg”. Ponsel Putri berdering lagi, yang menandakan bahwa ada pesan masuk. Ternyata pesan tersebut dari Raja.

“Saya lupa bilang, untuk Ibumu bersiap juga ya, karna saya akan bawa rombongan, hehe”. Seperti itu isi pesannya. 

“Untuk apa kami bersiap-siap?”. Putri membalas. Tak berapa lama, Raja membalas pesan singkat dari Putri.

“Nanti kamu juga tau”. Begitu isi balasannya. Putri memutuskan untuk tidak membalasnya lagi, dan menunggu hari yang sudah dijanjikan tiba.

Bu Yuli merupakan pengrajin anyaman pandan dan anyaman rotan di Kepulauan Riau. Menganyam merupakan salah satu tradisi yang masih bertahan di Riau. Kerajinan anyaman dari pandan tidak lagi melulu hanya berupa tikar, topi atau tas sederhana. Ditangan Bu Yuli dan kawan-kawan anyaman pandan bisa dibuat menjadi tas yang cantik dan elegan. Kegiatan tersebut dilakukan Bu Yuli dan kawan-kawan sesama istri nelayan demi mencukupi perekonomian keluarganya dan untuk keperluan adat. Bu Yuli bisa membuat 4-6 anyaman dalam seminggu. Biasanya seminggu sekali, anyaman yang sudah dibuat akan didistribusikan ke pasar untuk dijual. Jika ada pesanan, Bu Yuli dan teman-teman akan fokus mengerjakan pesanan tersebut. Selama menjadi pengrajin anyaman, Bu Yuli tidak pernah mengalami kesulitan dalam mencari bahan baku. Semua terasa mudah karena dilakukan bersama-sama. 

Selama menjual anyaman, Bu Yuli belum menghadapi kendala yang serius. Namun mereka mengeluhkan dengan sistem pengiriman yang tidak bisa terlacak dan jarak ke pasar yang sangat jauh. Uang yang diterima juga terkadang tidak sesuai dengan jerih payah yang sudah dilakukan. Hasil yang diterima tidak transparan. Mereka hanya bisa pasrah dengan uang yang diberikan oleh pihak penjual di pasar. Uang yang diterima akan dibagi rata kepada 8 pembuat anyaman termasuk Bu Yuli. Dalam kunjungan komunitas kota bulan lalu, Bu Yuli sempat bercerita kepada panitia tentang keluhannya dalam proses pengiriman hasil anyaman. Padahal jika anyaman bisa dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan anyaman asli Riau bisa terjual ke berbagai penjuru Indonesia bahkan dunia.

Tak terasa, hari yang sudah dijadwalkan pun tiba. Raja datang bersama rombongannya dari komunitas kota. Mereka datang disambut hangat oleh desa nelayan. Putri dan Bu Yuli juga sudah bersiap diri sesuai dengan perintah Raja. Hati Putri terasa dag dig dug tak karuan. Raja datang menghampiri Putri yang berdiri sebelahan dengan ibunya.

“Kamu sudah siap, Put?”. Tanya Raja

“Sudah Kak, ada apa ya?” Jawab Putri

“Bantu saya lagi ya, untuk menyebarkan teknologi yang membantu pekerja anyaman disini”.

Ternyata Raja membawa bantuan atas keluhan yang dialami Bu Yuli dan ibu-ibu pengrajin anyaman. Raja datang memperkenalkan aplikasi SSC dengan sistem blockchain yang sudah digunakan para nelayan dalam bekerja menangkap ikan. Sustainable Supply Chain atau yang sering disebut SSC dapat mempermudah segala macam bentuk pekerjaan pendistribusian, dan semua dapat mengaksesnya pada waktu yang bersamaan baik itu produsen, distributor maupun konsumen. Sistem blockchain yang memiliki sifat, Security, Trust, and Traceability, blockchain memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk menjangkau rantai kerjasama bisnis antara pemasok pengantar dan penerima. 

Aplikasi SSC menjadi solusi permasalahan pendistribusian dan uang hasil anyaman yang terjual bisa terlihat secara real dan transparan. Pembeli yang sudah menanti kedatangan kerajinan anyaman juga dapat mengetahui dimana keberadaan pesanannya yang sedang dikirim secara real time. Aplikasi ini memudahkan para pekerja anyaman kedepannya dalam proses pengiriman barang tanpa perlu konfirmasi banyak pihak. Untuk informasi selanjutnya mengenai SSC, klik link berikut untuk selengkapnya www.ssc.co.id

Putri sangat kagum dengan kehebatan teknologi sistem blockchain. SSC sangat membantu para pekerja anyaman dalam proses pendistribusian secara mudah dan cepat. Keluhan Bu Yuli benar-benar didengarkan dan diwujudkan dengan nyata. Semenjak menggunakan aplikasi SSC, pesanan anyaman meningkat dan sudah menyebar ke penjuru Indonesia, bahkan sudah dikirim ke negara tetangga. Impian yang tadinya dalam angan, sekarang sudah menjadi kenyatan. Kejutan manis yang dibuat Raja dan teman-teman dari komunitas, berdampak pada anyaman yang laris dipasaran. Bukan hanya itu, saat ini pekerja anyaman bertambah dan bisa menambah perekonomian keluarga. Putri sangat berhutang dengan kehadiran komunitas yang datang ke desanya dan membantu perekonomian masyarakat desa. Semenjak perekonomian keluarga Putri meningkat, Putri jadi bisa sekolah dengan layak dan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi, yaitu perkuliahan. Kebaikan dari orang-orang yang membuat perekonomian Putri meningkat tak menjadikan Putri orang yang sombong dan angkuh. Justru dengan dirinya yang berada, Putri ingin selalu berbagi kepada orang yang membutuhkan. Putri bergabung di komunitas kota yang pernah datang ke desanya. Setiap harinya, komunitas tersebut mencari isu-isu yang bisa dibantu dan ditangani. Kali ini isu yang akan dibahas mengenai pendidikan, mengingat bahwa pendidikan penting untuk masa depan yang berkualitas.

Kesibukan Putri setelah bergabung di komunitas bertambah, namun ia tetap bisa mengatur waktunya untuk ngobrol dan makan malam bersama Ayah dan Ibunya. Ditengah obrolan yang hangat, tiba-tiba terdengar kencang suara orang mengetuk pintu rumah.

“Tokkkk tokkkkk, Selamat Malam”

“Toookkkk tokkkkk tokkk”

Putri bergegas membukakan pintu. Kaget dan takut, itu yang dirasakan Putri.

“Ayah, Ibu… cepet kesini. Ada pihak kepolisian yang mencari Kak Putra” putri berkata sambil gemetar.

Episode 1 ———————- to be continue