Pria itu datang merangkul Reza begitu akrab. Pria itu yang tak lain dan tak bukan adalah sahabat ku, Rian. Rian memang sahabatku, tapi dia juga kenal dekat dengan Reza. Ternyata Rian dan Reza habis melakukan taruhan bola. Taruhan semacam judi buat seru-seruan, kalau aku tau mereka melakukannya sudah pasti jelas akan ku larang.
“Ngapain sih lo disini? Kok lo tau kalo kita berdua ada disini?” Tanya Reza
“Iya dong, gue bisa mencium keberadaan lo berdua dimana. Mana sini 500.000 lo kan kalah taruhan sama gue.” Jawab Rian.
Reza pun pasrah ditagih uang oleh Rian. Aku juga tidak berhenti untuk menasehati mereka untuk tidak melakukannya ini lagi. Namun namanya lelaki, pasti ada saja jawaban untuk menampiknya.
“Lo bisa nyium keberadaan kita berdua, berarti lo anjing dong”. Saut ku.
Kami bertiga pun tertawa lepas dan bercerita mengenai hari ini. Kami bertiga memang sangat dekat. Aku tidak ingin terjadi kesalahpahaman anatara aku dan Reza, makanya aku sudah mengenalkan Rian ke Reza ketika kami baru berpacaran. Aku tidak bisa memungkiri, jika Reza juga pernah cemburu dengan Rian karna aku selalu dekat dengannya. Tapi aku selalu berusaha menjelaskan bahwa aku dan Rian hanya sebatas sahabat.
“Eh sa, gue mau balik ke Bandung nih, mumpung ada waktu libur. Sekalian nengokin orang tua. Lo mau ikut apa engga?” tanya Rian
“Hm kayaknya gue gabisa ikut deh yan, gue mau ke Thailand. Mungkin setelah gue ke Thiland gue mau pulang dulu sehari ke Bandung. Kangen sama Ibu. Gue titip salam ya buat Ibu gue dan Ibu Bapak lo” Jawab ku.
“Oke deh, gue balik duluan ya. Gue kesini mau minta uang taruhan aja buat ongkos kebandung wkwk”. Jawab Rian
“Yeh dasar lo peramal gadungan”. Saut Ku
“Oke yan, hati-hati ya. Uang gajian gue udah melayang aja nih. Salam ya buat Ibu, dan Ibu bapak lo”. Saut Reza
Lambaian tangan dan senyum tipis ku melepas Rian untuk pergi ke bandung seorang diri. Karna hari sudah malam, tak lama Rian pamit pulang, aku dan Reza juga beranjak pergi untuk pulang. Rian memang lelaki yang sangat menyayangi kedua orang tuanya. Walaupun Rian sering menyusahkan kedua orang tuanya dengan tidak lulus kuliah tepat waktu, tapi Rian selalu patuh dan sayang pada orang tuanya. Rian tiba di Bandung sudah larut malam, sesampainya dirumahnya di Bandung, Rian langsung istirahat dan tidur.
Keesokan harinya, di pagi hari Rian membantu usaha seblak milik orang tuanya di toko. Memiliki 2 cabang seblak di Bandung bukanlah hal yang mudah bagi orang tua Rian. Dibantu oleh Bu Yuli, Ibu dari Lisa seblak Bandung milik orang tua Rian bisa membuka cabang.
“Bu, dapat salam dari Lisa. Ibu sama Bapak juga dapat salam. Maaf katanya belum bisa pulang, karna harus ke Thailand lagi katanya. Mungkin setelah pulang dari Thailand, Lisa akan ke Bandung.” Kata Rian
“Iya a, salam balik ya”. Jawab orang tua Rian.
“Iya a, tadi Lisa juga sudah menelfon Ibu.” Jawab Bu Yuli.
Seblak resep rumahan milik orang tua Rian memang laris di Bandung, bahkan orang tua Rian sudah membuat dalam bentuk kemasan yang bisa dibuat sendiri dirumah. Namun produk tersebut baru bisa dibeli di toko seblaknya saja, belum diperjualbelikan secara luas. Rian memberikan ide untuk menjualkan seblak keluarganya itu secara online. Tapi orang tua Rian menolak karna mereka tidak mengerti cara penggunaan teknologi dalam pengiriman seblak. Selain itu, mereka juga sulit melacak keberadaan pesanan yang akan dikirim. Itulah alasannya mengapa orang tua Rian menolak.
Rian mengenalkan aplikasi SSC dengan sistem blockchain yang bisa membantu dalam proses pengiriman secara mudah dan cepat. Sistem blockchain memiliki sifat aman dan terpercaya. Data-data dalam SSC juga dijamin kerahasiaannya, jadi tidak ada rasa khawatir yang melanda. SSC ini untuk memudahkan dalam proses pengiriman barang tanpa perlu konfirmasi banyak pihak saat dalam keadaan genting. Penggunaan aplikasi SSC juga mudah dan membantu mentrack pengiriman barang sesuai pemesanan dengan informasi yang realtime yang memudahkan penggunanya tau saat barang yang sudah sampai atau belum. Untuk informasi selanjutnya mengenai SSC, klik link berikut untuk selengkapnya www.ssc.co.id
Orang tua Rian merasa sangat terbantu dengan kehadiran SSC dan seblak mereka makin banyak pesanan dari luar daerah. Hanya dalam hitungan detik, semua kalangan bisa menikmati makanan enak khas Bandung yaitu seblak. 4 hari di Bandung, dirasa kurang bagi Rian. Namun Rian harus bekerja untuk mencukupi biaya kuliahnya. Padahal setiap bulannya, uang semester tidak pernah telat dikirimkan oleh kedua orang tuanya. Di tambah dengan uang freelance yang Rian sudah kerjakan masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Rian di Jakarta.
“Pak, Bu, Rian pamit ke Jakarta lagi ya.”
“Iya a, hati-hati ya. Kamu kapan lulus a? Apa ada kendala di mata kuliah kamu?” tanya Ibu Rian.
“Engga Bu, doain aja ya Bu secepatnya kok”. Jawab Rian.
“Iya a, ibu sama bapak selalu doain kok”. Jawab Ibu Rian.
“Makasih Bu, pamit ya Bu Pak. Assalamualaikum”. Jawab Rian
“Waalaikumsalam”. Ibu dan Bapak Rian menjawab.
Sering sekali, Rian pulang larut malam tidak tau pergi kemana. Selama pulang malam, Rian pernah memberikan uang dalam jumlah banyak kepada seseorang yang mencurigakan. Untuk apa uang tersebut?….
Episode 1 ———– to be continue